Jakarta - Pemerintah membuka opsi untuk mengganti jagung dengan gandum impor untuk pakan ternak. Hal ini dilakukan untuk menutupi kekurangan jagung pakan ternak.
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) mengatakan, gandum impor ini akan menjadi alternatif apabila memang dibutuhkan. Detailnya akan dibahas lebih lanjut dalam rapat koordinasi terbatas (Rakortas) mendatang. "Tadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu, ada gandum untuk pakan. Itu harganya murah. Nah ini nanti kita akan rataskan (Rakortas)," kata Zulhas, ditemui usai Rapat Terbatas (ratas) mengenai Kebijakan Pangan di Kantor Kemenko Pangan, Graha Mandiri, Jakarta Pusat, Senin (6/1/2025). Baca artikel detikfinance, "Pemerintah Buka Opsi Impor Gandum buat Pakan Ternak" selengkapnya https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-7719984/pemerintah-buka-opsi-impor-gandum-buat-pakan-ternak. Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/ Pasokan gandum di pasar global relatif lebih terjamin dari pada pasokan beras Gandum lebih bersifat tradable dari pada beras dan jagung; perdagangan beras di pasar global relatif sangat kecil. Rata-rata rasio impor dan ekspor terhadap total produksi global periode 1980-2019:
Rasio impor & ekspor terhadap total produksi global 1980 - 2021 ( % ) Sumber: FAOStat, diunduh 27 Agustus 2021 Pasokan gandum di pasar global berkorelasi positif dengan volatilitas harga Kenaikan atau penurunan harga secara tajam menyebabkan volume gandum yang diperdagangkan di pasar global meningkat (relatif terhadap volume produksi). Sebaliknya, perdagangan beras di pasar global cenderung berkurang pada saat terjadi gejolak harga (naik atau turun drastis). Rasio impor vs volatilitas harga 1980 - 2021 ( % ) Sumber: FAOStat, diunduh 27 Agustus 2021
Catatan: XOR = rasio impor terhadap total peoduksi global; RHS = Skala kanan Komsumsi tepung terigu menjadi salah satu pendorong penurunan konsumsi beras per kapita Swasembada beras menghadapi banyak tantangan. Keterbatasan lahan sawah, lahan subur beririgasi makin berkurang dan tingkat hasil (yield) cenderung stagnan. Sementara itu, mengganti beras dengan sumber karbohidrat lokal (singkong, ubi jalar, dan lain lain) perlu waktu lama.
Konsumsi pangan mengandung beras ( Kg per kapita per tahun ) Sumber: kementerian Pertanian, Buletin Konsumsi Pangan, Statistik Konsumsi Pangan, berbagai edisi Harga tepung terigu jauh lebih stabil dibandingkan harga beras Volatilitas harga beras dua kali lebih tinggi dari volatilitas harga tepung terigu. Indeks volatilitas harga bulanan Januari 2008 – Juni 2021:
Volatilitas harga bulanan* beras dan tepung terigu Januari 2008 – Juni 2021 Sumber : BPS , Laporan Bulanan, Berbagai edisi, diolah Catatan : * logaritma alamiah perubahan harga bulanan Kenaikan harga tepung terigu jauh lebih rendah dari kenaikan harga beras Laju kenaikan harga beras hampir empat kali lebih tinggi dari laju kenaikan harga tepung terigu. Rata-rata kenaikan tahunan (year on year) selama Januari 2009 - Juni 2021:
Perkembangan harga beras dan tepung terigu Januari 2008 – Juni 2021, ribu rupiah Sumber : BPS , Laporan Bulanan, berbagai edisi, diolah Kenaikan harga tepung terigu bahkan lebih rendah dari kenaikan nilai tukar USD Rata-rata kenaikan tahunan (y-o-y) harga tepung terigu hanya separuh dari kenaikan nilai tukar USD terhadap Rp (3,8% per tahun) Indeks harga tepung terigu v.s. nilai tukar Rp/USD Rata-rata 2008 = 100 Sumber : BPS , Laporan Bulanan, berbagai edisi, diolah
Tepung terigu sebagian besar digunakan oleh industri dan kegiatan pengolahan makanan lainnya Penggunaan tepung terigu oleh industri dan kegiatan pengolahan makanan lainnya mencapai 95% dari total pasokan tepung terigu. Peningkatan konsumsi tepung terigu meningkatkan penciptaan nilai tambah (value addition) di luar rumah tangga: memperluas kesempatan berusaha dan lapangan kerja; dan meningkatkan basis penerimaan pajak bagi negara. Rantai Nilai Tepung Terigu Tepung terigu merupakan bahan baku utama berbagai produk pangan, namun perannya terhadap biaya produksi relatif kecil Penggunaan tepung terigu berkisar antara 46 – 98 % dari total berat bahan baku produk makanan. Biaya tepung terigu umumnya hanya sekitar separuh atau kurang dari total biaya bahan baku. Pada produksi Mi Instan, penggunaan tepung terigu sekitar 56% dari total berat bahan baku; biaya terigu hanya sekitar 20%. Penggunaan tepung terigu dalam produksi beberapa produk makanan : Persentase terhadap berat & biaya bahan baku Pasokan tepung terigu yang andal dengan harga kompetitif mendorong pertumbuhan ekspor produk industri berbasis tepung terigu Ekspor produk industri berbasis tepung terigu meningkat rata-rata 12,4% per tahun (CAGR) dari USD312,5 juta (2009) menjadi USD1.125,9 juta (2020). Ekspor Produk Industri Makanan Berbasis Tepung Terigu ( Juta USD ) Sumber : Badan Pusat Statistik ( diolah ) Tepung terigu menjadi carrier bagi berbagai produk lokal untuk diekspor dalam bentuk produk berbasis tepung terigu Industri tepung terigu nasional yang efisien memungkinkan Indonesia memiliki keunggulan komparatif dalam produksi makanan berbasis tepung terigu. Di era global value chain, keunggulan komparatif dalam produksi suatu komoditi dapat mendorong peningkatan nilai tambah dan ekspor dari negara yang melakukan produksi produk akhir. Contoh: Chocolate Swiss, Nutella dari Italia/Prancis menggunakan kakao dan minyak sawit yang tidak diproduksi oleh negara bersangkutan. Produk berbasis tepung terigu mengandung komponen lokal cukup signifikan. Sebagai contoh, produksi Mi Instan menggunakan tepung tapioka, minyak sawit, garam, gula merah, bawang, cabai, lada, telur, dan sayuran. Pasokan terigu yang andal dengan harga kompetitif memfasilitasi pertumbuhan industri makanan Industri makanan dan minuman tumbuh jauh lebih tinggi dari pertumbuhan PDB dan sektor industri pada umumnya. Bahkan ketika hampir semua kegiatan ekonomi mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) karena pandemi, industri makanan dan minuman masih dapat tumbuh positif. Pertumbuhan Industri Makanan dan Minuman ( % ) Sumber : Badan Pusat Statistik ( diolah)
|